Thursday, July 15, 2010

Angka Palungku par musik (*band) di Ambon !


Angka palungku par musik (*band) di Ambon, begitu kata-kata ian, vokalis expo yang tampil pada gelaran Sprite d plong di lapangan merdeka ambon. Lebih dari separuhcrowdyang ada didepan panggung lantas mengepalkan tangan kanannya ke udara menerima ajakan itu. momen itu menurut saya penting dalam pergerakan musik di kota ini.

Ian tidak sedang mengkampanyekan perlawanan terhadap penguasa, juga tidak sedang berusaha mengangkat stigma separatisme. Ian sang vokalis panggung terbaik dari band yang dianggap sebagai local hero itu dengan kepalan tangannya yang mengacung tegas ke udara sebenarnya sedang membagi harapannya dengan puluhan ribu pengunjung acara sprite d plong di lapangan merdeka. Ya, dia sedang membagi harapannya untuk kebangkitan musik (*band) di kota ini.

Kalimat diatas mungkin terkesan berlebihan untuk menggambarkan aksi panggung sebuah band lokal yang mungkin ga juga terlalu banyak dikenal diluar komunitas musik kota ini.  Tapi percayalah bagi banyak anak band di kota ambon aksi ian semalam adalah sebuah tindakan penting. Penting, karena untuk pertama kalinya seorang musisi lokal muda kota ini menyampaikan secara langsung keresahannya tentang kemajuan scene musik band Ambon sembari menghadirkan persoalan yang bernama apresiasi kepada penonton.

Apresiasi, dukungan ataupun susunan huruf latin yang berarti kurang lebih sama, percaya ga percaya, sesungguhnya memang menjadi semacam bagian kekecawaan tak tersampaikan dari anak band ambon kepada crowd acara musik yang menyaksikan penampilan musisi lokal muda kota ini. Seorang anak band dalam blognya (www.hardpapeda.blogspot.com) misalnya dengan menyesal menulis sikap crowd itu sebagai sikap patung yang menjengkelkan dan bahkan menghubungkannya dengan ketiadaan musisi lokal muda kota ini yang berhasil maju tidak melalui jalur cepat ajang pencarian bakat televisi.

Membaca tulisan itu dan menghubungkannya dengan peristiwa semalam kita mungkin bisa dengan mudah mengerti keunikan dari tindakan ian malam tadi yang mengacungkan kepalan tangan ke udara. Kita mungkin langsung bisa memahami tindakannya yang menghimbau tepuk tangan penonton, merubah repertoar dengan musik yang lebih gampang dicerna, meminta berulang kali penonton bernyanyi bersama hingga bahkan memotivasi dan bercerita tentang keberhasilan mereka sebagai satu-satunya band ambon yang pernah rekaman di musica studio.

Kita bisa langsung memahami sikap ian sebagai upaya yang jauh dari sikap berusaha sombong melainkan upaya tak kenal lelah untuk memotivasi dan memberi contoh pada crowd bagaimana menghargai musik dan membiarkan musik menguasai ekspressi apreasisi mereka. Baginya dengan begitu, crowd “ mungkin “ akan bisa lebih apresiatif terhadap performa dan eksistensi musisi (*band) lokal muda kota ini.

Ya, ternyata crowdpun memang perlu dididik untuk bisa mengapresiasi musik yang dimainkan performer diatas panggung.

Terlepas dari kualitas performer itu sendiri untuk bisa diapresiasi atau tidak oleh crowd, kualitas crowd sendiri ga bisa disangkal turut menentukan bagaimana mereka mengapresiasi musik yang dimainkan oleh sang performer. Penonton dan musisi yang refrensi musiknya berjarak terlalu jauh bagaimanapun memang akan menemui masalah dalam komunikasi bermusik.

Kita kemudian memang pantas bertanya apakah dengan demikian kualitas crowd kita relatif belum menjangkau kualitas bermusik musisi lokal muda kita. Apakah itu yang menyebabkan crowd kita cenderung tidak apresiatif terhadap penampilan dan eksistensi musisi lokal muda kota ini ?

Wendi putranto editor staf majalah musik terkemuka rolling stone indonesia yang kebetulan menjadi juri malam kemarin menyebut kalau “ dimana saja musisi memang selalu beberapa langkah lebih maju dari crowdnya dalam hal refrensi bermusik”. Maka itu komunikasi dan kompromi lantas menjadi cara menyeimbangkan kesenjangan antara musisi dan crowdnya. Tapi tentu bukan itu saja metodanya.

Diluar kompromi terhadap kesenjangan apresiasi kualitas crowd dan musisi (yang kalau berlebihan justru adalah musuh dalam selimut terhadap upaya membangun kualitas crowd itu sendiri) upaya lain yang berhubungan dengan frekuensi event musik, atau bahkan refrensi musik yang berasal dari kehadiran radio lokal berkualitas dan distribusi majalah musik yang konsisten terhadap perkembangan musik nasional dan juga musik lokal yang ada didaerah adalah juga penting meningkatkan kualitas apresiasi crowd kita terhadap musik.

Dan kalau itu semua tidak maka mau tidak mau, adalah tugas suci musisi lokal untuk mendidik crowdnya hingga crowd bisa mengapresiasi musik dan memberikan dukungannya.

Kurangnya penghargaan terhadap musisi lokal (*band) muda memang bukan persoalan spesial yang terjadi di kota ini saja. Banyak kota lain di Indonesia sebenarnya juga mengalami keresahan yang kurang lebih sama akibat menumpuknya pusat kapital industri musik dan kreatifitas di kota-kota besar saja. (*Pemusatan kapital musik itu pada akhirnya membuat semua anak daerah harus menuju ke kota besar untuk bisa maju dan memperoleh kemegahan. Maka, karena di jakartalah kemegahan itu bermula. Musisi lokal seringkali kurang mendapat tempat di kampung sendiri).

Namun itu tentu bukan alasan untuk menerima begitu saja keadaan dan membuat kita tetap berada dititik yang sama ketika kita bisa bergerak maju kalau kita mau. Apa yang ian himbau dan diangkatnya melalui simbol angka palungku par musik Ambon itu sebenarnya berasal dari keresahan seperti itu. Keresahan sederhana seorang musisi lokal muda yang mewakili banyak musisi lokal muda lain kota ini yang bersemangat, ingin maju dan tak akan menyerah.

Palungku (*kepalan tangan red)  untuk kebangkitan musik lokal (*band) kota ini jelas adalah simbol agar musisi lokal dan masyarakat kota ini bisa saling mendukung. Itu saja caranya untuk maju. Lain tidak.

Angka palungku par musik (*band) di Ambon. Bergerak , Maju !

6 comments:

anak_band_ambon said...

Angka palungku par musik(*band) di Ambon !

nongkrong di _99 studio said...

baca tulisan yang di hardpapeda.blogspot.com sebelum baca tulisan ini. ada linknya tuh di bawah !

pokoknya musik ambon maju. angka palungku par musik(*band) di ambon

Anonymous said...

sukses par ade2 di maluku!!!

BEBEN said...

Boleh minta kontak langsung ambon bergerak.. thx

suka menyebut diri orang Ambon said...

ambon bergerak itu bukan person bung, tapi semangat. but kalo mo kontak bisa kontak moderator. burhan di 085243790316 atau irfan di no. 085696811251. thanks

agentaruhanbolavita said...

Kami BOLAVITA Agen Live Casino Terpercaya!
Dapatkan Bonus Rollingan Casino 0.5% - 0.7% Setiap Minggu Diberikan Pada Pemain Casino Baik Menang ataupun Kalah.
Free Chips s/d IDR 1.000.000,- Menyambut Malam Tahun Baru 2019..
Daftar Sekarang Juga Di Website www. bolavita .site

Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

Post a Comment